Diberdayakan oleh Blogger.

11.28.2009

Wiraswasta dan Tiga Kejutan yang Tak Terpikirkan



oleh : Mario Alisjahbana
Saat ini berbicara mengenai kewiraswastaan sedang sangat populer. Semua orang menganggapnya hebat, semua ingin menjadi wiraswasta dan orang2 bijak berlomba membagi nasehat bagaimana kiat menjadi wiraswasta.

Apabila orang banyak telah mencapai konsensus, saya cenderung untuk melihat dan menggali, men cari2 apakah mungkin ada hal yang bernilai tinggi yang terlupakan atau terabaikan. Hal2 yang berguna bagi mereka yang ingin mendapatkan pemahaman yang lebih jernih mengenai sesuatu. Inilah yang saya temukan :

Kebanyakan orang tidak mempunyai karakteristik yang tepat untuk menjadi wiraswata yang berhasil. Paling tidak , kebanyakan orang Indonesia tidak. Ada sejumlah alasan untuk hal ini, tapi saya akan menyempitkannya menjadi tiga saja.

1. Wiraswasta yang berhasil adalah kombinasi antara penjudi berani yang berdarah panas dan analis yang berdarah dingin dan penuh perhitungan. Kebanyakan orang dua2nya pun bukan, apalagi kombinasi dari keduanya. Saya percaya bahwa ini bagian dari kultur dan warisan nenek moyang kita. Apakah anda melihat diri anda sebagai orang yang seberani itu ? Atau senekad itu ? Para wiraswasta seringkali tidak mempunyai informasi cukup untuk membuat keputusan2 investasi yang aman, maka hendaknya mereka adalah orang2 yang merasa nyaman dengan berspekulasi sedikit. Dilain pihak, mereka juga akan berusaha mati2an untuk memperoleh informasi yang se banyak2nya agar mereka dapat mengambil keputusan yang sebaik mungkin. Kedua karakteristik yang berlawanan ini tidak hadir sekaligus dalam kebanyakan orang.

2. Wiraswasta yang sukses bekerja keras, jauh lebih keras dari kebanyakan pegawai. Bisnis mereka dengan mudahnya menelan jiwa mereka dan segalanya yang lain menjadi nomor dua. Bekerja 12, 15 jam sehari seringkali adalah kondisi normalnya bukan kondisi istimewanya, bagi wiraswasta2 yang sukses. Ini datang dari obsesi mereka dengan ide2nya dan keinginannya yang bergelora untuk menjadikan ide2 tersebut kenyataan. Bekerja sekeras ini berakibat pengorbanan dalam berkeluarga, hidup sosial dan hal2 lain. Tidak terlalu banyak orang yang saya kenal yang siap melakukan pengorbanan2 ini dalam jangka panjangnya.

3. Wiraswasta yang berhasil akan mengalami saat2 yang paling menyakitkan dan menakutkan murni karena mereka memilih untuk menjadi wiraswasta ketimbang menjadi pegawai dari perusahaan yang baik. Wiraswasta yang relatif hati2 akan berusaha membatasi resiko finansialnya, tetapi kebanyakan, untuk tidak mengatakan semua, wiraswasta sukses yang pernah saya kenal pernah mengalami tekanan keuangan yang sangat besar. Bisnis tidak selamanya berjalan sebagaimana kita harapkan dan seringkali cuma merugi. Lama2 harta si wiraswasta bisa tersedot ke dalam bisnisnya itu sampai seluruh kekayaan pribadinya juga terancam habis. Kemudian timbullah ketegangan dan ketakutan yang mencekamnya di setiap dini hari. Apa yang akan terjadi bila bisnis ini tidak bisa diselamatkan ? Bagaimana saya akan membayar gaji, pesangon dan hutang2 lainnya ? Apakah saya akan dipermalukan di hadapan orang2 yang saya kenal ? Apakah saya akan terpaksa menjual rumah dan harta saya lainnya ? Apa pikiran isteri/suami saya kepada saya nanti ?

Waktu2 seperti ini adalah waktu yang paling menyakitkan dan paling menakutkan dalam kehidupan seorang manusia. Seorang wiraswasta adalah manusia yang sendiri-mandiri. Pada akhirnya dia akan harus bertanggung jawab atas segala yang dilakukannya dan dia harus sendirian menanggung segala akibat dari kegagalannya. Tidak mempunyai induk sebagai tempat berlindung adalah ciri khas kehidupan wiraswsta dan jelas tidak pas untuk semua orang.

Untuk anda semua yang sedang menimbang2 untuk menjadi wiraswasta, saya sarankan agar anda meluangkan waktu sejenak untuk mempertimbangkan apakah kehidupan seperti ini cocok untuk anda. Sesungguhnya, orang kebanyakan lebih menyukai rasa keamanan dan keselamatan yang didapati bila bekerja untuk perusahaan atau lembaga yang besar dan mapan. Tidak ada yang salah dengan hal ini. Orang kebanyakan tidak menginginkan naik-turun yang meroket, terutama turun yang meroket, yang menjadi bagian dari kehidupan seorang wiraswasta.

Yakinkah anda bahwa yang seperti ini yang anda inginkan ?




Seja o primeiro a comentar!

Posting Komentar

  ©Blere - Todos os direitos reservados.

Template by Dicas Blogger | Topo